By Riva Dessthania Suastha, CNN Indonesia
Please click here for source of article.
Singapura, CNN Indonesia -- Sebagian perusahaan yang beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand dinilai memiliki motif mencari keuntungan dalam praktik tanggung jawab sosialnya, dan bukan menjadi inti operasi perusahaan.
Deputi Eksekutif S Rajaratnam School of International Studies Ong Keng Yong menyatakan pemahaman korporasi di sebagian negara ASEAN tentang pentingnya corporate social responsibility (CSR) dalam implementasi bisnis berkelanjutan, masih rendah.
Menurut Yong, hal itu disebabkan oleh orientasi pelaksanaan praktik CSR korporasi di empat negara sampel - Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand masih belum terintegrasi sebagai inti operasi perusahaan.
"Banyak perusahaan yang belum paham pentingnya praktik CSR. Orientasi mereka masih sebatas apakah praktik CSR menguntungkan dan belum mengintegrasikan nilai CSR dalam masing-masing strategi operasional dan pembuatan keputusan," ujar Yong di Gedung National University of Singapore, Singapura, Rabu (20/7).
Yong menuturkan jika CSR benar-benar diterapkan dalam strategi perusahaan secara holistik, maka perusahaan dapat menyokong pembangunan berkelanjutan. Dia menuturkan penerapan itu dilakukan untuk memperkecil kesenjangan sosial.
Yong berbicara di acara Conference on Corporate Governance and Responsibility: Theory Meets Practice, yang digelar oleh NUS dan ASEAN CSR Network (ACN). Konferensi itu bertujuan menghubungkan pelbagai pemangku kepentingan untuk pembangunan berkelanjutan.
Riset Centre for Governance, Institutions, and Organizations National University of Singapore (NUS) Business School memaparkan rendahnya pemahaman perusahaan terhadap praktik CSR, menyebabkan pula rendahnya kualitas tanggung jawab sosial. Riset itu melakukan studi terhadap 100 perusahaan di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. (asa)